Bagi pecinta Sepak bola siapa sih yang tidak mengenal Duo Manchester? Ya Manchester City dan Manchester United. Semua tentu familiar dengan Duo kesebelasan dari Kota Manchester ini, apalagi bagi pecinta Liga Inggris. Klub yang sama-sama memiliki basis Suporter besar di Manchester. Label “Penguasa” kota Manchester tentu sangat bergengsi bagi keduanya.
Dan pada kesempatan kali ini Kita akan membahas tentang Derby Mancester. Satu diantara Derby bergengsi dalam dunia Sepak bola.
Pertemuan Pertama Duo Manchester
Pertemuan pertama mereka terjadi pada tanggal 12 November 1881. Manchester City masih bernama St . Marks (West Gorton) sedangkan Manchester United masih bernama Newton Heath. Pertandingan tersebut di menangakan oleh Newton Heath dengan skor 3-0.
Pada awal terbentuk sebenarnya tidak ada perseteruan antar kedua kesebelasan. Bahkan pada tahun 1907 Empat eks pemain Manchester City (Jimmy Bannister, Herbert Burgess, Billy Meredith, dan Sandi Turnbull) memutuskan pindah ke Manchester United. Dalam catatan Andrew Ward dalam buku The Manchester City Story, menyebutkan jika para Tentara di Manchester saling bergantian mendukung kedua kesebelasan di setiap minggunya. Manchester City juga sempat meminjamkan Stadion mereka setelah markas Manchester United rusak akibat pengeboman oleh Tentara Nazi.
Namun sangat disayangkan, karena dari sini-lah cikal bakal perseteruan kedua Klub dimulai.
Awal Rivalitas
Pada Tahun 1947 Old Trafford harus Direnovasi dampak dari pengeboman yang di lakukan oleh tentara Nazi kepada Inggris pada Perang Dunia II. Pihak Manchester United pun meminjam Stadion Maine Road sebagai kandang sementara untuk melanjutkan Liga. Pihak Manchester City sendiri tidak keberatan untuk peminjaman yang diajukan oleh Manchester United. Menurut catatan David Conn dalam buku Richer Than God: Manchester City , Modern Football and Growing Up, muncul kesepakatan pihak Manchester United wajib membayar biaya sewa sebesar 5.000 paun per pertandingan.
Pada awalnya semuanya berjalan lancar. Namun pada perjalanannya pihak Manchester United tidak menepati janjianya. Manchester United sering menunggak uang sewa yang mengakibatkan pihak Klub dan para Suporter Manchester City jengkel. Kalah jumlah suporter semakin memanaskan tensi Mancheser City. Dengan kehadiran Suporter Manchester United di Stadion Main Road bahkan memecahkan rekor penonton terbanyak (78.000) Derby Mancester pada Tahun 1947.
Baca juga : Sejarah Berdirinya Manchester United
Pada Tahun 1949 Manchester United diusir dari Maine Road buntut dari kejengkelan Manchester City atas tindakan ingkar janji Manchester United dan semakin banyaknya Suporter Manchester United di Maine Road.
Pengusiran tersebut menjadikan konflik turun temurun sampai saat ini. Suporter Manchester City rata-rata didominas oleh penduduk pusat Kota, Karena inilah Suporter Mannchester City sering mencemooh Suporter Manchester United dengan sebutan “Orang Pinggiran” (Dikarenakan markas Mancester United berada di luar batas kota Manchester). Sedangkan Suporter Manchester United menyebut Suporter City sebagai “Orang pelit yang tidak tahu Diri”.
Rivalitas Diatas Lapangan
Tak hanya di luar lapangan, Perseteruan mereka juga terjadi di atas lapangan.Rivalitas mereka semakin memanas pada tahun 1970’an, ketika George Best (Manchester United) mematahkan kaki Glyn Pardoe.
Dalam sebuah wawancara dengan The Guardian, George Best mengatakan jika tekel tersebut tidak dilakukan dengan sengaja, Namun juga tidak menyangkal jika dirinya terbawa suasana yang memanas diatas lapangan.
“Mike Doyle (Manchester City) adalah pembenci United sejati. Dia terus menerus memprovokasi dengan mengejek kekalahan-kekalahan Kami sebelumnya” Ungkap George Best.
Perseteruan mereka berlanjut pada tahun 1973/1974, bermain dengan tensi yang tinggi membuat Mike Doyle (manchester City) dan Lou Macari (Manchester United) diganjar kartu merah. Uniknya kedua pemain enggan keluar lapangan setelah mendapatkan kartu merah. Bahkan Clive Thomas, Wasit yang bertugas saat itu sampai memerintahkan kedua kesebelasan untuk masuk ruang ganti dan tidak akan melanjutkan pertandingan sampai kedua pemain menerima kepetusan tersebut. Laga itu sendiri berkesudahan dengan skor 0-0.
Denis Law
Dari sekian drama yang terjadi. mungkin peristiwa gol semata wayang Denis law (1973-1974) menjadi yang paling menyakitkan bagi pendukung Manchester United. Gol Denis Law-lah yang mengirimkan Manchester United turun kasta ke Divisi Dua.
Denis Law sendiri adalah mantan pemain Manchester United. Law sendiri sudah 11 tahun mengenakan seragam Manchester United dengan 207 gol dalam 404 pertandingan.
Manchester City sendiri mendapatkan Denis law secara gratis. Faktor cedera-lah yang membuat Manchester United melepas denis law.
Manchester City bertandang ke Old Trafford untuk Derbi Manchester kedua musim 1973/1974. Manchester City berada di papan tengah kelasemen, sedangkan Manchester United sendiri berada di zona degradasi dengan satu pertandingan tersisa. Kemenangan di Derbi Manchester sangat berarti demi menjaga asa bertahan di Divisi Satu. Kekalahan berarti degradasi.
Mempersembahkan banyak gelar bagi Manchester United, Law mendapat sambutan hangat dari pendukung Manchester United, bahkan pertandingan tersebut juga menjadikan pertandingan dengan penonton terbanyak di musim 1973-1974.
Selama 80 menit bejalan tidak ada satupun gol yang tercipta pada pertandingan tersebut. Sampai akhirnya pada menit 82 ketika umpan Francis Lee berhasil diteruskan dengan tumit oleh Denis Law melewati Stepney dan bersarang di gawang United. Law mengirimkan Manchester United klub yang Ia cinta ke Divisi Dua.
“Aku jarang merasa depresi dalam hidupku, namun akhir pekan itu berbeda. Setelah 19 Tahun mengorbankan semuanya untuk mencetak gol, Aku mencetak gol yang nyaris tidak pernah aku berharap untuk mencetaknya”. Ujar Law, dikutip dari laman ESPN.
Baca juga : Sejarah Berdirinya Manchester United
Andai gol Law tidak terjadi bahkan Manchester United menang sekalipun, mereka akan tetap turun ke Divisi Dua setelah Brimingham City menang atas Norwich City. Walaupun demikian rasa bersalah terus menghantui Law Puluhan tahun lamanya.
Rivalitas 1990’an
Sejak kejadian Denis Law nyaris tidak ada perseteruan yang mencolok. Rivalitas keduanya nyaris bejalan biasa-biasa saja. Kecemburuan terbesar Manchester City adalah gelar demi gelar yang diraih Manchester United. Disisi lain pada musim 90’an Manchester City dikenal sebagai tim yang lebih banyak naik turun Divisi daripada berprestasi.
Puncak prestasi Manchester united terjadi di Tahun 1998-1999. Manchester united meraih Treble Winner pada tahun tersebut.
Roy Keane vs Alf Ing Haaland
Siapa sih yang tidak mengenal Roy Keane? Tentu sangat familiar untuk para pecinta Sepakbola. Yaps dia adalah kapten Manchester United untuk periode 1997-2005. Gelandang bertahan yang terkenal ngotot ketika bermain sepak bola dan tak jarang juga terlibat pertengkaran dengan lawan.
Jika menilik sosok Roy Keane pada derby Manchester maka hal yang paling dikenal adalah tekel brutalnya kepada Alf Ing Haaland. Bahkan tekel brutal Roy Keane jugalah yang “Menghentikan” karier seorang Haaland.
Pada 21 April 2001 Manchester United berhadapan dengan Manchester City di Stadion Old Trafford. Bagi United sendiri laga ini sudah tidak berarti, United sudah memastikan mengunci gelar liga. Sedangkan bagi City poin dari laga ini sangat berarti demi menghindari degradasi.
Laga berlangsung sengit, dimana laga tersebut berakhir dengan skor imbang 1-1.
Tekel brutal Roy Keane sendiri terjadi pada menit 85. Haaland sukses memendahului Keane dalam perbutan bola 50:50, namun sialnya justru kaki kanannya terkena terjangan dari Kaki Roy Keane yang mengakibatkan dirinya terpelanting jatuh ke tanah. Keane sendiri mendapat kartu merah atas tekel tersebut.
Roy Keane sendiri mendapat hukuman atas tindakan tersebut dengan larangan bermain sebanyak 5 kali dan juga denda sebesar 150 ribu Paun.
Investor Baru
Pengambilalihan Manchester City oleh Abu Dhabi Group pada 2008 menjadi titik balik dari kebangkitan Manchester City di Liga Inggris.
Dengan gelontoran dana yang jor-joran, Manchester City dengan mudah merekrut pemain mahal dan pelatih kelas atas. Secara tidak langsung Manchester City perlahan mulai menyaingi rival sekota mereka.
City mulai mendatangkan pemain berlabel bintang dalam skuad mereka. Puncaknya ketika mereka memboyong Carlos Teves dari Manchester United, memanfaatkan tidak harmonisnya hubungan Teves dengan Sir Alex Ferguson.
Kepindahan Carlos Teves yang menyeberang ke Klub Rival menambah bumbu Rivalitas keduanya. Bahkan hal tersebut membuat Sir Alex Ferguson geram. Fergie bahkan mengejek Manchester City dengan sebutan “Tetangga Berisik”.
Ejekan sebagai “Tetangga Berisik” dan pindahnya Teves menuju Klub rival menjadi titik awal rivalitas kembali memanas di Era Modern.
Dengan kekuatan baru, Manchester City mampu kembali bersaing dengan Rival sekota mereka. Puncaknya mereka mampu membantai Manchester United dengan Skor 6-1 di Old Trafford. Kemenangan tersebut bertambah manis setelah diakhir musim 2011/2012 City mampu merengkuh gelar Liga Inggris.
Dengan keluarnya Manchester City sebagai juara pada musim 2011/1012, Fans Manchester city mampu memaksa Fans United menurunkan bendera “34 Years” yang ikonik.
Kedatangan Abu Dhabi Group sendiri mampu menjadikan Manchester City Mendominasi Liga Inggris. Mereka mampu 4 kali menjuarai Liga Inggris dalam 10 musim terakhir.
Namun demikian, banyak nilai Sportifitas yang bisa diambil ditengah panasnya rivalitas Duo Manchester. Diantaranya ketika Manchester City meminjamkan Stadion Main Road sembari menunggu renovasi Old Trafford selesai. Dan juga pada 2008 ketika Fans United memberikan syal biru secara gratis untuk Fans City pada Derby Manchester bertepatan 50 Tahun tragedi Munich. Meskipun United harus menelan kekalahan 1-2, kedua Fans tidak menyanyikan Chant mengandung ejekan.
Demikikian sekelumit cerita tentang Derby Mancester, salah satu Derby paling bergengsi dalam dunia Sepak Bola.
#COYG
#COYS wkwkw