tak terasa syaban segera berlalu. hanya dengan hitungan hari ramadhan segera tiba. Bagi seorang muslim, tentu bulan Ramadhan akan disambut dengan rasa gembira dan penuh syukur, karena Ramadhan merupakan bulan pengampunan, rahmat dan menuai pahala serta sarana menjadi orang yang bertaqwa.
oleh karenanya, bagi seorang muslim, seyogyanya untuk bersegera mempersiapkan diri, baik dari segi kesiapan lahir, maupun kesiapan batin.
jadi apa saja persiapan diri yang sanagat penting untuk kita lakukan? mudah mudahan tulisan ini bisa menjadi sarana sebagai petunjuk persiapan yang seharusnya kita jalankan.
1. beerdoa kepada Alloh
كانوا يدعون الله تعالى ستة أشهر أن يبلغهم رمضان يدعونه ستة أشهر أن يتقبل منهم
“Dulu para sahabat, selama enam bulan sebelum datang Ramadhan, mereka berdoa agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan. Kemudian, selama enam bulan sesudah ramadhan, mereka berdoa agar Allah menerima amal mereka selama bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264)
salahsatu dari doa paling masyhur ditengah kita adalah
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَ شَعْبَانَ وَ بَلِغْنَا رَمَضَانَ
“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan”
2. menuntaskan puasa tahun lalu
bagi orang yang tidak memuliki udzur syari, serperti sakit yang dikhawatirkan jika berpuasa akan mendatangkan madhorot atau ibu yang sedang menyusui maka wajib atasnya mengkodho hutang puasa ditahun lalu sebelum memasuki bulan ramadhan. Sebagaimana Aisyah r.a tidak bisa mengqadha puasanya kecuali pada bulan Sya’ban.
Menunda qadha puasa dengan sengaja tanpa ada uzur syar’i sampai masuk Ramadhan berikutnya adalah dosa, maka kewajibannya adalah tetap mengqadha, dan ditambah kewajiban membayar fidyah menurut sebagian ulama.
3. menkaji dan mendalami keilmuan seputar ibadah puasa
Mu’adz bin Jabal r.a berkata: ”Hendaklah kalian memperhatikan ilmu, karena mencari ilmu karena Allah adalah ibadah”.
Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah mengomentari atsar diatas, ”Orang yang berilmu mengetahui tingkatan-tingkatan ibadah, perusak-perusak amal, dan hal-hal yang menyempurnakannya dan apa-apa yang menguranginya”.
dan juaga perkataan muadz bin jabal “ilmu adalah pemimpin amal, dan amal adalah pengikut ilmu” (Dari kitab al-Amru bil Ma’ruf wannahyu anil munkar karya Ibnu Taimiyyah halaman 15).
karna hanya dengan ilmu kita dapat mengetahui cara berpuasa yang benar sesuai dengan petunjuk Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassallam. Begitu juga ilmu sangat diperlukan dalam melaksanakan ibadah lainnya seperti wudhu, shalat, haji dan sebagainya.
dalam surat Al Kahfi Alloh subhanahu wataala mengancam bagi orang yang beramal tanpa ilmu sebagai orang orang yang meruigi.
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
“Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS. Al Kahfi: 103-104)
4. persiapan jiwa dan spiritual.
5. persiapan fisik